Sepak bola di Indonesia tidak bisa tidak memang dekat dan lekat dengan sentimen kedaerahan. Hampir dari seluruh klub yang berlaga di kompetisi dari Liga 1 sampai ke level di bawahnya dapat kita jumpai sentimen itu, yang dapat dengan mudah ditemui dari penyebutan nama klub itu sendiri. Hal ini tidak lepas dari sejarah kompetisi persepak bolaan di negeri ini.
Pada era sebelum kompetisi dilebur menjadi satu, kompetisi terbagi menjadi 2 yaitu profesional dan amatir. Klub-klub profesional berasal dari bentukan perusahaan swasta dan murni dukungan pendanaan dari swasta. Sedangkan klub amatir berasal dari perwakilan federasi yang ada di daerah dan pada waktu itu mendapat sokongan dana dari Pemerintah.
Dari nama-nama klub dapat sekilas dapat diketahui sejarah dari klub itu sendiri. Misal Persija, merupakan klub berasal dari perwakilan federasi yang ada di wilayah Jakarta. Demikian pula dengan Persib, PSIS, Persebaya dan klub lainnya yang biasanya namanya dimulai dengan kata "Per" atau singkatan "PS", yang berasal dari kata persatuan sepak bola.
Bandingkan dengan Semen Padang yang walaupun mengusung nama daerah Padang, tapi klub tersebut didanai oleh Perusahaan Semen di Padang. Atau kalau mau menyebut juga, dulu pernah ada klub bernama Krama Yudha Tiga Berlian, Mastrans Bandung Raya, Pelita Jaya atau Pupuk Kaltim.
Di saat ini setiap klub dituntut untuk menjalankan profesionalisme dalam mengelola klub layaknya sebuah perusahaan. Apalagi setelah pelarangan penggunaan dana pemerintah untuk membiayai klub sepak bola.
Pada era sebelum kompetisi dilebur menjadi satu, kompetisi terbagi menjadi 2 yaitu profesional dan amatir. Klub-klub profesional berasal dari bentukan perusahaan swasta dan murni dukungan pendanaan dari swasta. Sedangkan klub amatir berasal dari perwakilan federasi yang ada di daerah dan pada waktu itu mendapat sokongan dana dari Pemerintah.
Dari nama-nama klub dapat sekilas dapat diketahui sejarah dari klub itu sendiri. Misal Persija, merupakan klub berasal dari perwakilan federasi yang ada di wilayah Jakarta. Demikian pula dengan Persib, PSIS, Persebaya dan klub lainnya yang biasanya namanya dimulai dengan kata "Per" atau singkatan "PS", yang berasal dari kata persatuan sepak bola.
Bandingkan dengan Semen Padang yang walaupun mengusung nama daerah Padang, tapi klub tersebut didanai oleh Perusahaan Semen di Padang. Atau kalau mau menyebut juga, dulu pernah ada klub bernama Krama Yudha Tiga Berlian, Mastrans Bandung Raya, Pelita Jaya atau Pupuk Kaltim.
Di saat ini setiap klub dituntut untuk menjalankan profesionalisme dalam mengelola klub layaknya sebuah perusahaan. Apalagi setelah pelarangan penggunaan dana pemerintah untuk membiayai klub sepak bola.
Romantisme Fanatisme.
Seseorang dapat dengan mudah mengidentifikasikan dirinya pada sebuah klub yang digemarinya. Kegemaran ini bisa berawal dari kesamaan lokalitas asal antara si penggemar dengan klub. Misal seseorang yang berasal dari Jakarta bisa jadi dia akan menjadi suporter dari Persija, dan sampai kapan pun dia akan tetap loyal kepada klub.
Akan menjadi sedikit pelik ketika pada suatu waktu karena suatu dan lain hal dia berpindah domisili yang jauh dari tempat asalnya, misal di Jayapura. Apakah dia tetap menggemari Persija? Ataukah berganti menjadi penggemar Persipura? Atau menggemari keduanya? Bagaimana jika kedua klub tersebut bertanding saling berhadapan, gejolak apa yang dirasakannya?
Lain halnya jika seseorang menggemari sebuah klub berasal dari kegemaran dia terhadap seorang pemain, dengan kata lain dia lebih loyal terhadap seorang pemain daripada terhadap klub. Misal seseorang menjadi seorang Milanisti hanya karena sebelumnya dia telah menggemari Ronaldo sejak dia bermain di Real Madrid. Karena pada akhirnya Ronaldo pindah ke AC Milan, maka dia tidak lagi menjadi penggemar Real Madrid lagi tapi mengikuti kemana klub Ronaldo bermain.
Seseorang yang menggemari klub sepak bola berangkat dari kesenangan terhadap klub itu sendiri akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap klub. Apa pun yang terjadi dan menimpa klub yang digemarinya tidak akan mengubah perasaannya itu. Hal ini beberapa bulan lalu ditunjukkan oleh para Milanisti ketika menghadapi persoalan salah seorang bintangnya enggan memperpanjang kontrak, Milanisti mengecam dan meneror si pemain itu, meskipun pada akhirnya kedua pihak berbaikan dan bersalaman.
Anda termasuk yang mana?
Seseorang dapat dengan mudah mengidentifikasikan dirinya pada sebuah klub yang digemarinya. Kegemaran ini bisa berawal dari kesamaan lokalitas asal antara si penggemar dengan klub. Misal seseorang yang berasal dari Jakarta bisa jadi dia akan menjadi suporter dari Persija, dan sampai kapan pun dia akan tetap loyal kepada klub.
Akan menjadi sedikit pelik ketika pada suatu waktu karena suatu dan lain hal dia berpindah domisili yang jauh dari tempat asalnya, misal di Jayapura. Apakah dia tetap menggemari Persija? Ataukah berganti menjadi penggemar Persipura? Atau menggemari keduanya? Bagaimana jika kedua klub tersebut bertanding saling berhadapan, gejolak apa yang dirasakannya?
Lain halnya jika seseorang menggemari sebuah klub berasal dari kegemaran dia terhadap seorang pemain, dengan kata lain dia lebih loyal terhadap seorang pemain daripada terhadap klub. Misal seseorang menjadi seorang Milanisti hanya karena sebelumnya dia telah menggemari Ronaldo sejak dia bermain di Real Madrid. Karena pada akhirnya Ronaldo pindah ke AC Milan, maka dia tidak lagi menjadi penggemar Real Madrid lagi tapi mengikuti kemana klub Ronaldo bermain.
Seseorang yang menggemari klub sepak bola berangkat dari kesenangan terhadap klub itu sendiri akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap klub. Apa pun yang terjadi dan menimpa klub yang digemarinya tidak akan mengubah perasaannya itu. Hal ini beberapa bulan lalu ditunjukkan oleh para Milanisti ketika menghadapi persoalan salah seorang bintangnya enggan memperpanjang kontrak, Milanisti mengecam dan meneror si pemain itu, meskipun pada akhirnya kedua pihak berbaikan dan bersalaman.
Anda termasuk yang mana?
No comments:
Post a Comment