August 19, 2017

Di Bawah Atmosfer Yang Sama



Sudah berapa banyak korban suporter yang mati karena sepak bola? Entah itu ketika masih berada di lingkungan stadion atau pun ketika pertandingan sudah usai dan tempat yang jauh dari arena pertandingan.

Mungkin sudah untuk yang ke-sekian kali kata-kata "Ini yang terakhir!" digemakan, tapi kejadian yang sama juga tetap berulang.

Fanatisme selalu dianggap sebagai biang terjadinya gesekan antar suporter. Suporter yang pernah bermasalah dengan suporter klub lain akan selalu menyimpan memori yang tak akan mudah dilupakan entah sampai kapan.

Misal, suporter klub A pernah punya gesekan dengan suporter klub B. Suatu ketika suporter klub A tersebut akan mendukung klubnya bertanding melawan klub C yang di perjalanannya akan melewati basis suporter klub B. Secara tidak langsung  suporter klub A akan siaga dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan adanya cegatan dari suporter klub B. Atau bisa juga suporter klub A vis a vis dengan klub B. Seperti itu dan seterusnya. Sampai kapan?

Pihak operator kompetisi maupun federasi yang menaungi persepak bolaan sebenarnya sudah melakukan hal-hal yang dipandang bisa meredakan gejolak dan gesekan antar suporter, seperti memisahkan antara dua klub yang memiliki catatan negatif polah suporternya di grup atau wilayah yang berbeda. Tapi tetap saja kejadian sering kali berulang. Lagi dan lagi.

Janji dan ikrar perdamaian antar suporter yang (mungkin) diwakili oleh pentolan-pentolan kelompok suporter bisa menjadi suatu usaha yang patut diapresiasi untuk turut mendinginkan situasi panas antar suporter. Tapi hal seperti itu perlu ditindak lanjuti dengan aksi nyata di tingkat akar rumput, karena yang paling rawan gesekan adalah yang berada di tingkat bawah.

Pro dan kontra di dalam kelompok suporter sendiri tentang adanya keinginan perdamaian antar suporter pun pasti ada. Itu yang harus juga dapat diredam oleh pentolan-pentolan suporter dalam kelompoknya.

Loyalitas dan pembelaan terhadap klub di dalam stadion pasti akan selalu dilakukan oleh suporter di mana pun di seluruh dunia. Tapi sebaiknya tidak perlu dibawa sampai ke luar stadion. Kebencian dan dendam terhadap suporter klub lain sudah seharusnya dihentikan atas nama apapun. Tidak perlu dilanjutkan, apalagi diwariskan kepada generasi yang bahkan tidak tahu menahu bagaimana rivalitas itu terbentuk pada awalnya.

Di bawah atmosfer sepak bola yang sama sudah sepatutnya prestasi yang jadi tujuan mulia, bukan memupuk dendam untuk dilampiaskan di masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment